Sunday, February 18, 2018

Lang Sung Tulis

Rumah Allah

KITAB Kejadian (Genesis) menceritakan bahwa Ibrahim tidak memiliki anak, dan tak ada harapan lagi untuk memilikinya. Pada suatu malam, Tuhan menyuruhnya keluar dari tenda. "Sekarang," firman-nya, "pandanglah langit dan hitunglah bintang-bintang di sana, bila engkau sanggup. " Ibrahim pun menatap langit dan terdengar suara: "Sebanyak itulah anak keturunanmu nanti."

Ketika Sarah berusia 76 tahun, sementara Ibrahim sendiri berusia 85 tahun--umur yang terlalu lanjut untuk menerima kehadiran seorang  bayi--Sarah mengizinkan suaminya itu menikahi Hajar, budaknya asal Mesir. Meskipun demikian, perasaan cemburu tumbuh juga di antara majikan dan budaknya sehingga Hajar menjadi sasaran kemarahan Sarah. Hajar hanya mampu mengadukan segala deritanya kepada Tuhan. Maka, Tuhan mengutus seorang Malaikat untuk menyampaikan pesan kepadanya: "Aku akan memperbanyak keturunanmu yang tak terhitung jumlahnya." Sang malaikat juga berkata: "Berbahagialah! Kamu akan dikaruniai seorang anak. Namaiah Isma'il karena Tuhan telah mendengar penderitaanmu." Hajar lalu menemui Ibrahim dan Sarah dan menyampaikan apa yang dikatakan malaikat. Ketika bayi yang didambakan tersebut lahir, Ibrahim memberinya nama Isma'il yang berarti "Tuhan telah mendengar".

Ketika Ibrahim berusia seratus tahun, dan Sarah sembilan puluh tahun, Tuhan berfirman lagi kepada Ibrahim, menjanjikan bahwa Sarah pun akan melahirkan seorang anak yang mesti diberi nama Ishaq. Khawatir kalau-kalau Allah mengurangi kasih sayang-Nya terhadap anaknya yang lebih tua, Ibrahim berdoa: "Semoga Isma'il hidup dalam hidayah-Mu, ya Allah!" Dan Allah menjawab: "Aku mendengar doamu tentang Isma'il. Tenanglah! Aku merahmatinya dan Aku akan menjadikan dia pemimpin suatu bangsa yang besar. Tetapi, kehendak-Ku tentang Ishaq telah Kutetapkan dan Sarah akan melahirkan tahun depan."

Sarah melahirkan Ishaq dan dia sendiri yang menyusuinya. Setelah Ishaq disapih, ia memohon kepada Ibrahim agar Hajar dan putranya segera pergi dari rumah mereka. Karena sangat menyayangi Isma'il, Ibrahim amat sedih dengan permintaan itu. Namun, Allah berfirman kepadanya agar permintaan Sarah dipenuhi; dan supaya tidak larut dalam kesedihan, Allah berjanji akan memberkati Isma'il.

Dengan demikian, keturunan Ibrahim bukan hanya satu bangsa, tetapi dua bangsa besar--dua bangsa besar dan negara adikuasa yang menjadi sarana menjalankan "Kehendak Langit"--yang kepada mereka Allah tidak saja menjanjikan kemakmuran duniawi, tetapi juga keluhuran sepiritual. Ibrahim menjadi pemimpin dua aliran spiritual besar, yang tidak mengalir bersama tetapi memiliki jalan masing-masing. Ibrahim yakin bahwa Hajar dan Isma'il senantiasa dalam naungan rahmat Allah dan dalam lindungan para malaikat-Nya sehingga segalanya berjalan dengan baik.

Dua aliran sepiritual, dua agama, dua dunia bagi Tuhan; dua lingkaran, dan karena itu juga dua pusat. Itulah tempat yang disucikan bukan atas pilihan manusia, melainkan telah ditetapkan oleh Kerajaan Langit. Ada dua pusat suci yang melingkupi Ibrahim: satu di daerahnya dan satu lagi mungkin belum diketahui, dan mungkin kesanalah Hajar dan Isma'il dituntun, ke suatu lembah tandus di Arab, sekitar 40 hari perjalanan unta di sebelah selatan Kanaan. Lembah itu bernama Bakkah. Dilukiskan bahwa semua sisinya dikelilingi bukit kecuali tiga bagian: satu bagian di sebelah selatan, satu bagian di sisi utara, dan satu sisi yang terbentang ke Laut Merah, enam puluh empat kilometer ke arah barat. Alkitab tidak menceritakan bagaimana Hajar dan Isma'il menempuh perjalanan ke Bakkah. Barangkali, keduanya ikut rombongan kafilah karena lembah itu terletak di salah satu rute utama perjalanan. Jalur itu sering disebut "rute minyak wangi" karena dilewati parfum, kemenyan, dan barang-barang lain yang di bawa dari Arab Selatan ke daerah Mediterania. Mungkin saja, begitu tiba di tempat itu, Hajar di bimbing langit untuk meninggalkan kafilahnya. Tak lama kemudian, sang ibu dan putranya merasa sangat kehausan, sampai-sampai Hajar sangat khawatir akan keselamatan Isma'il. Menurut riwayat,Isma'il menangis di hadapan Tuhan dan tergeletak di atas pasir, sementara sang ibu berdiri di atas bebatuan sambil berjingkat memandang kesekelilingnya, berharap mendapatkan pertolongan. Namun, ia tidak melihat seorangpun. Hampir putus asa, ia bolak-balik melintasi jalan yang sama sampai tujuh kali. Akhirnya, ketika ia duduk istirahat di dekat sebuah batu karena sangat lelah, datanglah malaikat menemuinya. Dalam Kitab Kejadian diriwayatkan:

Dan Allah mendengar suara seorang  bayi itu dan mengutus malaikat surga untuk menemui Hajar dan berkata: "Apa yang membuatmu susah, Hajar? Jangan takut! Tuhan telah mendengar suara bayimu di tempat ia berbaring. Bangkit dan angkatlah bayimu dan gendonglah dengan tanganmu, Dia akan menjadikannya pemimpin bangsa besar." Dan Tuhan membukakan matanya, dan Hajar menyaksikan mata air yang menakjubkan.
Mata air itu memancar dari gundukan pasir yang disentuh tumit Isma'il. Tak lama kemudian, daerah itu menjadi suatu perkampungan karena memiliki sumber air yang sangat bagus dan menakjubkan. Mata air itu dikenal dengan nama Zamzam.
Kitab Kejadian diwahyukan kepada Ishaq dan keturunannya, yang tidak lain dari garis keturunan Ibrahim. Tentang Isma'il, kitab itu menuturkan: "Dan Allah bersama sang bayi; dan ia tumbuh serta tinggal di dalam hutan belantara dan menjadi seorang pemburu (pemanah)."

Setelah itu, nama Isma'il hampir tidak pernah disebutkan kecuali cerita bahwa Isma'il dan Ishaq bersama-sama mengebumikan ayah mereka di Hebron, lalu beberapa tahun kemudian Esau menikahi sepupunya, anak Isma'il. Namun, ada suatu pujian tak langsung kepada Isma'il dan ibunya dalam Mazmur yang menyatakan, "Betapa indahnya tempat ibadah mereka, suatu Rumah Allah," juga ketika bercerita tentang keajaiban Zamzam yang membuat mereka senang melintasi perkampungan itu: "Segala rahmat Allah bagi pemimpinnya; yang kekuatan jiwanya menjadi jalan bagi orang-orang yang melakukan perjalanan ke Mekah dengan aman."

Ketika Hajar dan Isma'il telah sampai di tujuan, Ibrahim masih hidup 75 tahun lagi, dan beliau mengunjungi putranya di tanah suci tempat Hajar dituntun itu. Alquran menyatakan bahwa Allah menunjukan kepada Ibrahim tempat yang jelas, di dekat sumur Zamzam, tempat ia dan Isma'il harus membangun rumah suci di atasnya. Bangunan itu disebut Ka'bah, "Kubus", sesuai dengan bentuknya; memiliki empat sudut yang menunjukan empat arah mata angin. Namun, sebenarnya benda yang paling suci di sana adalah sebongkah batu, yang, menurut riwayat, dibawa Jibril kepada Ibrahim dari suatu tempat di dekat Abu Qubaysy. "Ketika turun dari surga, batu ini lebih putih ketimbang susu, tetapi dosa-dosa anak Adam telah membuatnya hitam. Batu Hitam tersebut kemudian diletakkan di salah satu sudut Ka'bah. Ketika rumah suci itu telah selesai dibangun, Allah berfirman kepada Ibrahim dan mengajarkan berbagai ritus menunaikan ibadah haji ke Bakkah--atau Mekah, seperti kemudian ia di sebut:
Aku sucikan rumah-Ku bagi orang-orang yang tawaf dan bagi yang sujud serta rukuk. Dan sampaikanlah kepada umat manusia untuk menjalankan haji, dan mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki atau dengan menunggang unta yang kurus, yang datang dari segala penjuru yang jauh.
Hajar menceritakan kepada Ibrahim peristiwa yang dialaminya saat mencari pertolongan lalu Ibrahim menjadikannya bagian ritus ibadah haji, yaitu berlari-lari kecil antara Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali.
Kemudian, Ibrahim berdoa di Kanaan, mendambakan padang pasir yang subur dan ditumbuhi dengan jagung dan gandum:
Ya Tuhan, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tetumbuhan di dekat Rumah-Mu (Bait Allah) yang di hormati. Ya Tuhan, hal itu agar mereka mendirikan salat, maka jadikanlah hati sebagian manusia untuk cenderung kepada mereka dan limpahkan rezeki berupa buah-buahan,mudah-mudahan mereka bersyukur.

-Kisah Hidupp Nabi Muhammad Berdasarkan Sumber Klasik - BAB 1

Lang Sung Tulis

About Lang Sung Tulis -

Author Description here.. Nulla sagittis convallis. Curabitur consequat. Quisque metus enim, venenatis fermentum, mollis in, porta et, nibh. Duis vulputate elit in elit. Mauris dictum libero id justo.

Subscribe to this Blog via Email :